Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Cerita Perempuan Bernama Darmi

Diperbarui: 7 Oktober 2017   00:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi (@kulturtava)

Dia  memilih mimpi mengumpulkan kerak cahaya
Mendewakan kecantikan, meninggalkan keabadian
Aku pantang menampar kata pada ibu yang melahirkan
Tapi bagaimana dengan perempuan ini

Dia berjalan dengan kepalannya  
Kereta halusinasi  memutar pundi-pundi tak terbilang
Perempuan ini merebut angan memanjat kegelisahan
Isyarat dia tertipu cermin kebahagiaan semu

Bagaimana perempuan ini
Dia merasa memiliki padahal tak mencintai
Sujudlah seperti awan menjadi mendung
Jatuh mengalir ke tempayan bernama laut

Sepiring nasi sudah diukur
Kenyang perut sudah ditimbang
Roro Sudarmi makin menggila
Di mulut goa kelelawar belum menyapa

Putat, 5 Sept 2017




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline