Lihat ke Halaman Asli

Harga BBM Turun, Sembako dan Tiket Mogok

Diperbarui: 2 April 2016   15:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI mulai hari Jumat, 1 April 2016 pukul 00.00 WIB menurunkan harga BBM terutama jenis premium dan solar. Menteri ESDM, Sudirman Said menyatakan, meski tidak sampai Rp 1.000, penurunan tersebut bakal cukup berarti. Sembako dan tiket yang banyak diharap ikut turun, ternyata mogok.

Mudil Lestari, pengamat sosial, ekonomi, politik dan budaya Gunungkidul berpendapat, turunnya harga BBM tidak serta merta akan berdampak signifikan pada harga 9 kubutuhan pokok.

Menurutnya, hal itu sangat berbeda dengan kondisi manakala pemerintah menaikkan harga BBM. "Baru dengar rerasan (wacana) BBM naik saja, biasanya harga sembako sudah melonjak lebih dulu," ujarnya, Sabtu (2/4/2016).

Dia mencatat, tanggal 23 Desember 2015 silam, pemerintah pernah menurunkan harga BBM. Sementara Harga per liter sampai 31 Maret 2016 Rp 6.950 untuk premium dan Rp 5.650 untuk solar di wilayah Jawa, Madura, dan Bali.

Pemerintah, terkait BBM jenis premium dan solar menurunkan harga sampai angka Rp 500 per liter. Mulai 1 April 2016 sampai paling tidak bulan Juni, jelang lebaran tiba harga premium bakal dipatok menjadi Rp 6.450/liter, sedang solar Rp 5.150/liter.

"Harapannya, dengan diturukannya harga BBM, harga 9 kebutuhan pokok bisa menyesuaikan. Tetapi harapan ini agaknya bakal sulit terjadi seperti biasa, harga pangan cenderung mogok, tak mau turun," tandas Mudi.
premium dan solar.

Terpisah, salah satu agen tiket bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) tetap menjual tiket dengan harga selangit.

"Dari pihak peusahaan belum ada perintah. Jadi kami jual tiket masih seperti biasa. Lagi pula, 3 bulan terakhir di awal 2016, jumlah penumpang justru turun drastis," timpal Suherman, pengelola agen bus setempat.

Tahun 2015, menurut Herman, penumpang per hari rata-rata 20 orang. Tetapi mulai Januari anjlok menjadi 10, kadang kurang.

Terkait harga karcis, dia memaparkan, tiket termurah ada di bus non-ac, tetapi tetap ada variasi mulai dari: Rp 115 ribu (Ron In) Rp 130 ribu (Majulancar) dan Rp 135 ribu (Santoso).

Herman menambahkan, yang di kelas AC VIP juga terjadi perbedaan, ada Rp 160 ribu, Rp 185 ribu serta Rp 175rb. Tiket termahal ada di kelas super eksekutif krena mencapai Rp 250 ribu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline