Lihat ke Halaman Asli

SBY Gerah, Karena Sentimen Bersemi

Diperbarui: 10 Februari 2016   15:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="SBY merasa dianggap sepi? foto net"][/caption]Tidak banyak diketahui publik, ternyata Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) rajin mengkritik penerusnya Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi). Tak banyak diketahui pula tiba-tiba SBY merasa gerah bahkan cemberut karena kritiknya ditampik.

Seprti dilansir liputan6.com, SBY mengatakan, ada pihak dari lingkaran Istana yang tidak suka dengan sikapnya yang mengkritik pemerintahan Jokowi-JK. Bahkan, Ketua Umum Partai Demokrat itu mengaku ada pihak yang menekannya.

"Ada elemen di lingkar kekuasaan yang tidak nyaman, bahkan mengirim pesan kepada saya. Saya pikir ini negara demokrasi. Tentu siapa pun termasuk saya, punya hak untuk berbicara," ujar SBY.

Tak meleset, yang disebut orang di lingkar istana adalah Teten Masduki sebagai kepala staf kepresidenan. Seperti diketahui, Teten adalah kader PDIP yang gagal merebut kursi Gubernur Jawa Barat meski dia menggandeng Rieke Diah Pitaloka.

Semasa SBY berkuasa Teten dinilai vokal banget. SBY melihat,  ketika Teten tidak berada di kekuasaan, kritisnya luar biasa. Menyerang, menghajar. Tetapi  begitu berada di lingkar kekuasaan, kurang suka dikritik.

Teten terpancing rupanya, dari dalam tembok Istana dia membalas.  "Kami terbuka dengan kritik. Tiap hari kami juga dikritik, faktanya seperti itu. Tidak ada pemerintah menolak kritik. Itu kan masukan, jadi siapapun bisa ajukan kritik terhadap pemerintah," kutip l.putan6.com

Lantaran dituding menekan, bantahanya makin keras. Dia menepis adanya tekanan yang ditujukan kepada SBY. Malah balik bertanya, cara seperti apa yang bisa dipakai untuk menekan SBY. "Enggak ada," ucapnya.

Ungkapan rasa SBY adalah manusiwi. Yang perlu ada catatan, tudingan dan bantahan itu tidak terlepas dari sejarah kelam hubungan Demokrat dengan PDIP. Ada luka dan borok di antara kedua parpol tersebut yang sulit disembuhkan.

Sudahlah, SBY dengan Demokratnya seharusnya lebih arif. Sentimen politik perlu dihentikan. Mau kritik ya kritik saja. Terus, kalau perlu gak pakai berhenti. Didengar itu tujuannya, dicuekin gak masalah. Pesan Gus DUR, gitu aja kok repot.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline