Lihat ke Halaman Asli

Dia Tamu Petani, Bukan Tamu Politik

Diperbarui: 4 November 2015   15:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Mentri Pertanian, Andi Amran Sulaiman di Srigetuk Gunungkidul . dok Bewe"][/caption]Kelompok Tani se Gunungkidul temu muka dengan  Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, MP. Mentri Pertanian RI, di area wisata Sri Getuk, desa Bleberan kecamatan Playen, Rabu 4/11/2015. Mentri mengaku lawatanya ke Gunungkidul adalah kunjungan kenegaraan, guna melihat dari dekat kerpihatinan petani.

Di samping Pj Bupati Budi Antono, Muspida, Muspika dan Kelompok Tani, yang menyambut kedatangan Meneri Pertanian adalah para petinggi politik dari DPC PDI Perjuangan Gunungkidul lengkap dengan 10 personil yang duduk di kursi dewan.

Tanpa pengawalan serta protokoler ketat, Mentri yang mengaku anak desa ini datang ke Gunungkidul ingin tahu jeritan petani terkait dengan kemarau yang berkepanjangan. Dia memandang, kesulitan petani tidak akan bisa terdengar maupun terlihat hanya dengan duduk di belakang meja di Jakarta.

“Ini kujungan resmi. Tidak ada tendensi kampnye pilkada. Saya tamunya petani, bukan tamu politik. Sudah 300 kabupaten dari Aceh sampai Jayapura saya kunjungi,” tegas Mentri usai berdialog dengan sejumlah pentani.

Tujuhuluh persen, bahkan lebih, Andi Amaran memilih berada di tengah masyarakat. Fakta menunjukkan, Andi Amran ke Gunungkidul berbaur bahkan berkelakar dengan warga. Di sela kunjungan kerja, dia menyerahkan benih jagung jenis unggul untuk lahan seluas 2.000 ha.

Selebihnya, Mentri Pertanian juga menghadiahkan 43 pompa air plus 11 traktor kepada kelompok tani untuk keperluan intensifikasi penanaman jagung. Dia menargetkan 1 ha lahan harus mengahasilkan 10 ton jagung kering giling.

“Tahun 2016, bersama petani Gunungkidul, Indonesia bisa berswasembada pangan,” pungkas Amran sembari bergegas ke mobil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline