Lihat ke Halaman Asli

Gamelan Bantuan Gubernur, Diboncengi Kampanye Parpol

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_312307" align="aligncenter" width="717" caption="Gamelan sumbangan Gubernur. Ft. Wewe"][/caption]

Dana keistimewaan (danais) Jogjakarta mulai didistribusikan. Untuk 2014, dikonestrasikan ke pembinaan seni dan budaya. Mendekati pemilu, danais diboncengi partai politik.

Teguh (50) dan Ngtijo (51) warga RT 14/03, Dusun Nglanggeran Kulon, Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk Gunungkidul, 17/1/2014 datang ke kantor Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Kenari Jogjakarta. “Kami berdua menghadap Drs. Suyoto, intinya mohon dibantu gamelan, guna menunjang pengembangan Desa Wisata,” demikian tutur Teguh dan Ngatijo, ketika ditemui wartawan, di rumahnya, 16/2/2014.

Teguh dan Ngatijo, Tak mudah dibujuk caleg. Ft. Bewe

Sepuluh hari kemudian, permintaan kedua tokoh tersebut dikabulakan. Malam hari 27/1/2014, gamelan slendro dan pelog dikirim. Dalam sambutan singkat, sebagaimana diucap-ulang oleh Teguh, Drs. Suyoto mengatakan, bahwa gamelean ini adalah sumbangan Gubernur Sri Sultan HB X. Sumber dana berasal dari danais, senilai Rp 80.000.000,00.

Sabtu malam, 15/2/2014, Wahyu Wetiyawan, Dukuh Nglanggeran Kulon kedatangan tamu (caleg) PDIP dapil 2, Wahyu Pradana, dan calon Anggota DPD Bambang Eko Prabowo dapil 7 wilayah Gunungkidul. Wahyu Setiyawan mengaku, bahwa yang menyambut kedatangan tamu malam itu adalah 55 orang.

Mereka berdua mengatakan, turunnya bantuan gamelan itu karena jerih kerja mereka. “Kalau tidak kami kawal,” Kata mereka, turunnya bantuan gamelan tersebut pasti lama. Untuk itu kami mohon dukungan agar bapak dan ibu balik membantu kami, pada pemilu 9 April mendatang.”

Hartono (62) mantan Kepala Desa Nglanggeran, ketika dimintai pendapatnya mengatakan, bahwa yang dikatakan Wahyu Pradana maupun Bambang Eko Prabowo adalah omong kosong. “Warga saya tidak akan terpengaruh oleh bujukan politik gombal,” kata Hartono.

Begitu pula Kelompok Krawitaan Wahyu Mudo Budoyo di bawah kendali Teguh dan Ngatijo. “Gamelan ini adalah usaha kami, bukan upaya mereka,” kata Ngatijo, saat ditemui wartawan, sambil menunjuukan seperangkat gamelan sumbangan Gubernur, 16/2/2014 Ahad sore.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline