Sewaktu menonton film Black Panther, penonton di barisan belakang saya langsung nyeletuk tentang kostum yang dikenakan T'Challa, tokoh Black Panther.
"Eh, mirip baju koko, ya!"
Benar-benar kejadian kini hingga pikiran serupa mendorong kreativitas orang Indonesia membuat baju koko ala Black Panther (BP). Ciri khasnya yang ditiru adalah model dan bordirannya.
Namun, jangan-jangan perancang kostum pada film BP diilhami dari perancang baju koko dan bordiran khas Indonesia. Entah itu Itang Yunaz, Dian Pelangi, atau Shafira.
Konon baju koko BP ini laris manis di Tanah Abang dan toko daring (online) dengan variasi harga mulai Rp60.000 s.d. di atas Rp200.000; bergantung pada bahan dan bordirannya. Koko yang paling murah, motif bordir ternyata hanya disablon.
Jadi, dapat dibayangkan lebaran tahun ini, kita akan disuguhi pemandangan busana ala putra mahkota Wakanda. Bahkan, warnanya tak hanya hitam, tetapi ada putih dan warna-warna lainnya sehingga hanya di Indonesia ada White Panther, Blue Panther, Green Panther, dan sebagainya.
Kemungkinan besar THR PNS juga menyumbang secara signifikan terhadap omset penjualan koko Black Panther ini sehingga setidaknya mendukung perekonomian nasional (halah).
Semoga fenomena ini juga mengilhami Marvel Studio untuk merancang motif bordiran lain pada Black Panther 2 sehingga tahun depan industri busana Muslim Indonesia kembali mendapat berkah dan bergairah.
Wakanda forever ....
Fenomenanya dalam tren busana ternyata mengalahkan efek Dilan. Dilan mengilhami penjual jaket denim dengan kerah berbalut kulit atau tiruannya. Alhasil, jaket Dilan pun ditawarkan ke pasar. Anak-anak muda yang ingin kecipratan pesona Dilan tampak memakainya.
Namun, berbeda pasar maka tidak sehebat demam Wakanda Forever dengan baju kokonya yang menyasar semua kalangan, tua dan muda. Apalagi, jika Pak Jokowi juga memakai dan mempromosikannya. Pasti akan menjadi kehebohan nasional.