Lihat ke Halaman Asli

Bambang Trim

TERVERIFIKASI

Pendiri Penulis Pro Indonesia

Judul yang Bertenaga, Menohok, dan Nempel di Kepala

Diperbarui: 24 Juli 2016   11:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Saat dalam perjalanan dari Bandung menuju Bekasi Barat beberapa hari lalu, saya menghujani pikiran dengan rencana-rencana buku yang hendak saya tulis. Hasilnya, muncul tiga judul buku motivasi religi yang memang saya inginkan. Saya memang selalu memulakan tulisan serius dari judul yang dapat saya jadikan pegangan. Beberapa orang penulis senang menyebutnya judul kerja atau working title--sebagai judul sementara untuk memandu pikiran.

Judul dalam tulisan pada dasarnya dapat ditentukan saat awal menulis atau ditentukan saat akhir. Judul-judul yang bertenaga, menohok, sekaligus nempel di kepala pembacanya memang tidak gampang menemukannya. Kisah menarik Jack Canfield boleh menjadi gambaran begitu sulitnya mencari judul. Jack Canfield melakukan meditasi selama dua jam sehari demi mendapatkan judul Chicken Soup. Saat sedang bermeditasi, ia teringat akan neneknya yang selalu menghidangkan sup ayam hangat kala Jack kecil sakit. Sang nenek berkata, "Sup ini akan menyembuhkanmu ...."

Dari situlah ide judul Chicken Soup for the Soul tercipta. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia memang menjadi aneh. Karena itu, terkadang penulis Indonesia senang menggunakan kata-kata dalam bahasa Inggris karena tampak lebih sederhana dan kuat, bahkan ada yang mencampur-campur kata bahasa Indonesia dan bahasa Inggris seperti buku The Power of Kepepet yang menjadikannya terasa jenaka.

Saya kutip ungkapan Paul Auster, novelis Amerika kelahiran 1947 yang menulis beberapa novel. Ia terkenal sebagai penulis yang menggabungkan tema absurdisme, eksistensialisme, fiksi kriminal, serta pencarian identitas. Di antara karya terkenalnya, yaitu The New York Trilogy, Moon Place, The Book of Illusion, dan The Brooklyn Folies.

Saya merasa sulit untuk memulai sebuah proyek (menulis) tanpa adanya judul di dalam pikiran. Terkadang, saya bisa menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mendapatkan judul yang sesuai dengan sesuatu yang sedang tersusun di kepala saya. Bagaimanapun juga, judul mendefinisikan proyek yang dibuat. Jika Anda terus mencari judul atas proyek tersebut, ia akan menjadi lebih baik. Saya yakin akan hal tersebut. Karena itu, saya hanya memikirkan judul. Kadang-kadang, saya sekadar berjalan berputar-putar, sekadar untuk membuat judul atas hal-hal yang tidak ada, dan bahkan tidak pernah ada.

Saat menulis artikel di Kompasiana, kita langsung disodori kolom judul untuk diisi. Ya, saya harus memulai dengan judul dulu, baru dapat menulis. Pada kenyataannya setelah tulisan selesai, saya sering mengubah judul. Seperti Auster, sulit rasanya memulai sesuatu tanpa judul, tetapi rancangan tentang tulisan sebenarnya sudah ada di dalam kepala.

Kadang ketika tulisan saya masuk headline, Redaksi Kompasiana mengubah judulnya. Mungkin dengan alasan agar tampak lebih "seksi" dan menohok perhatian pembaca. Demikian juga di dalam penerbitan buku, terkadang editor mengubahnya. 

Selama saya berkarier di dunia penerbitan, terutama di Penerbit MQS, Salamadani, Grafindo dan Tiga Serangkai, berkali-kali saya memberikan judul untuk beberapa buku yang ditulis orang lain, sebut saja Setengah Isi Setengah Kosong, Jangan ke Dokter Lagi, Gelegar Otak, Balita pun Hafal Quran, dan The Becak Way. Kedudukan saya sebagai pimpinan puncak penerbit memungkinkan untuk melakukan intervensi terhadap judul. Namun, tidak jarang juga saya membiarkan judul yang disodorkan penulisnya seperti buku berjudul Api Sejarah karya Prof. Ahmad Mansur tidak saya utak atik sama sekali.

Setiap waktu saya memang bereksperimen dengan judul. Teori tentang judul seperti usahakan tidak lebih dari tiga kata, menggunakan kata-kata terpilih, dan menggambarkan isi memang berguna, tetapi tidak selalu digunakan. Banyak judul yang berhasil menggunakan bukan lagi frasa tiga kata, tetapi malah sebuah kalimat dengan kata-kata yang sebenarnya biasa. Buku Valentino Dinsi contohnya, berjudul Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian pernah sukses mengikat perhatian.

Ini beberapa contoh judul yang saya buat untuk buku-buku saya yang telah terbit.

  • Menggagas Buku
  • Menginstal Nyali
  • Menginstal Akhlak Anak
  • Saya Bermimpi Menulis Buku
  • Magnet Muhammad saw
  • Business Wisdom of Muhammad saw: 40 Kedahsyatan Bisnis ala Nabi saw
  • Taktis Menyunting Buku
  • Tak Ada Naskah yang Tak Retak
  • Muhammad saw Effect: Getaran yang Dirindukan Sekaligus yang Ditakuti
  • The Art of Stimulating Idea

Semua buku saya dapat dilihat judulnya di sini situs ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline