Saya terpaksa membuat tulisan ini. Lho, kok terpaksa? Pasalnya, saya baru membuka tautan info di detik.com tentang penghasilan penulis Inggris yang hanya kira-kira Rp219 juta per tahun. Lalu, saya buka tautan lebih lengkap di theguardian.com.
Pendapatan minimum di Inggris adalah £16.850 menurut Joseph Rowntree Foundation untuk mencapai standar hidup minimum, sedangkan pendapatan para penulis penuh waktu itu hanya £11.000 pada 2013–jauh menurun dari £12,330 pada 2005. Penulis yang disurvei oleh Author’s Licensing and Collecting Society (ALCS) bekerja sama dengan Queen Mary, University of London tahun 2014 adalah sejumlah 2.454 orang (56% laki-laki dan 44% perempuan).
Survei ini juga mendapati data bahwa hanya 11,5% dari para penulis itu yang benar-benar mendedikasikan hidupnya untuk menulis–artinya mereka benar-benar bergantung pada tulisan. Angka ini jauh menurun dari tahun 2005 yang ada 40% penulis profesional. Apakah artinya profesi “penulis” tidak cukup seksi di Inggris sekalipun?
Nah, menulis di sini adalah menulis untuk buku. Jadi, para penulis itu sangat bergantung pendapatannya pada industri buku. Royalti menjadi kata yang memberi magnet soal passive income, tetapi pada kenyataannya segelintir penulis yang benar-benar menerima royalti dengan “nilai nendang”. Sekali lagi, saya sudah menuliskan hal ini tahun 2012 lalu di dalam artikel “Mengapa Saya Tidak Bisa Kaya dari Royalti”.
Kembali ke survei bahwa para penulis profesional itu hidup hanya dengan Rp18,25 juta per bulan. Jika dibandingkan Indonesia, tentu pendapatan itu sangat besar, setara dengan gaji manajer senior. Namun, apakah penulis Indonesia juga bisa mencapai angka sedemikian?
Hitungan sederhana dari royalti:
- Cetak 3.000 eksemplar, Harga buku Rp50.000
- Ada pendapatan = Rp150.000.000,00 dengan asumsi terjual semua.Royalti 10% = Rp15.000.000,00
Pertanyaannya, kapan penulis bisa menerima royalti? Tiga bulan, enam bulan, atau satu tahun? Kalau asumsi bisa cetak ulang dua kali setahun dan terjual 6.000 eksemplar, berarti setahun bisa memperoleh Rp30.000.000,00 atau setara dengan Rp2.500.000,00 per bulan.
Untuk mengejar angka penulis di Inggris maka penulis Indonesia harus menulis paling tidak delapan judul buku setahun dan semuanya harus laku. Sesuatu yang berat untuk diwujudkan.
Bagaimana dengan menulis untuk media massa? Ya sama saja, seberapa produktif Anda bisa menulis setiap hari dan bisa lolos gawang redaksi setiap bulan?
Penghasilan Ideal Penulis Indonesia
Mereka yang mengaku-ngaku sebagai writerpreneur memang perlu disurvei berapa penghasilan yang bisa mereka peroleh murni dari menulis. Saya kerap membaca buku motivasi menulis, selalu yang dijadikan contoh adalah Andrea Hirata dan JK Rowling. Pertanyaan saya ya berapa orang di Indonesia yang seperti Andrea, tiba-tiba novelnya menjadi gelombang tren baca yang tidak terbendung, lalu mendapatkan miliaran rupiah?