Lihat ke Halaman Asli

Bambang Syairudin

Bams sedang berikhtiar untuk menayangkan Puisi: Rencana Merinci TIDAK KAPOK. Semoga bermanfaat. 🙏🙏

Sekelebat Cerpen: Tamu Undangan

Diperbarui: 16 Mei 2024   07:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi merupakan dokumen pribadi 

Sekelebat Cerpen |  Tamu Undangan

Waktu dua bulan merupakan waktu yang sangat singkat untuk melakukan hajatan pernikahan. Semua kegiatan persiapan pernikahan telah dirinci mulai pengurusan pendaftaran nikah dan pemenuhan syarat-syarat nikah ke KUA hingga rincian acara resepsi pernikahannya. Daftar tamu undangan juga harus dibuat dengan teliti jangan sampai ada saudara dan sahabat yang terlewatkan tak diundang. Urusan konsumsi juga perlu dikelola dengan teliti jangan sampai mengecewakan tamu undangan karena ada yang tidak kebagian, dan ada banyak lagi kegiatan lainnya yang juga perlu dikelola dengan teliti, misal masalah perparkiran kendaraan tamu undangan, harus bisa dijamin ketersediaannya, keamanannya dan kemudahannya.

Di rumah Mas Bambang, Rohimah dan Mas Bambang mulai mencicil menuliskan nama-nama sahabat-sahabatnya yang akan diundang di acara pernikahannya nanti. Demikian pula yang terjadi di rumah Rohimah, Pak Haji Zamroni dan Bu Hajjah Mufidah juga mulai mencicil menuliskan nama-nama tamu undangan dari pihak orang tua Rohimah. Sedangkan Mbak Della membantu Ibunya Mas Bambang menuliskan nama-nama undangan dari pihak orang tua Mas Bambang. Nanti kalau sudah lengkap, data tamu undangan tersebut akan digabung yang terdiri dari tamu undangan dari pihak orang tua Rohimah, tamu undangan dari pihak orang tua Mas Bambang, tamu undangan untuk teman-temannya Rohimah, dan tamu undangan untuk teman-temannya Mas Bambang.

Jumlah keseluruhan tamu undangan ini nantinya akan berkaitan dengan jumlah konsumsi, jumlah kursi tamu, dan jumlah petugas yang harus dipersiapkan. Tentunya dengan penambahan sekian prosen untuk mengantisipasi adanya kemungkinan tamu undangan membawa anak-anaknya. Jumlah tamu yang akan diundang ini juga berkaitan dengan pemilihan gedung yang akan disewa untuk acara pernikahan.

Karena daftar kegiatan yang akan dilakukan tersebut sangat banyak, pihak keluarga sepakat untuk pengelolaaannya nanti akan diserahkan kepada Wedding Organizer ternama di Pasuruan.

Ketika menuliskan nama-nama sahabatnya yang akan diundang, tiba-tiba terbersit dalam benak Mas Bambang, nama Indah yang dulu menjadi kekasih hatinya dan sekarang telah menjadi janda. Mas Bambang ragu apakah Indah akan diundang ataukah tidak diundang. Jika diundang apakah tidak merepotkan Indah, mengingat alamatnya jauh di Pekalongan dan dia sedang dalam keadaan hamil, serta tentunya masih dalam suasana berkabung karena baru ditinggal meninggal dunia (mati) oleh suaminya. Tapi jika tidak diundang, apakah nantinya tidak mengecewakan Indah, karena sebagai mantan kekasih dan sebagai sahabatnya kok tega-teganya dirinya tidak mengundang Indah. Untuk memecahkan keraguan hatinya ini, Mas Bambang mencoba meminta pertimbangan Rohimah.

"Dik?"

"Iya, Mas"

"Mbak Indah perlu diundang apa tidak ya, Dik?"

"Kasihan dia mas, masih suasana berkabung, sebaiknya jangan, mas"  Jawaban Rohimah kepada Mas Bambang.

Sebelumnya Mas Bambang ketika menerima berita duka dari Indah, sudah menceritakan kepada Rohimah. Bagi Mas Bambang, rumah tangga yang baik dimulai dari menerapkan prinsip keterbukaan dan kejujuran. Alhamdulillah Rohimah bisa memaklumi masa lalunya Mas Bambang bersama Indah. Rohimah dengan tulus tidak mempermasalahkannya, terbukti Rohimah tidak pernah mengungkit-ungkit hubungan Mas Bambang dengan Indah, mantan kekasihnya.  

 

(tamu undangan, 2024)

Sekelebat cerpen ini dirangkai dengan cara singkat dan sangat sederhana untuk menceritakan tentang Tamu Undangan. Semoga bermanfaat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline