Lihat ke Halaman Asli

Bambang Syairudin

(Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

Sekelebat Cerpen: Balasan dari Kebaikan

Diperbarui: 6 Mei 2024   07:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi merupakan dokumen pribadi 

Sekelebat Cerpen | Balasan dari Kebaikan

Di tengah lahan perkebunan mangga yang semuanya ditanami dengan pohon mangga Manalagi, Pak Haji Zamroni bekerja bersama dengan sepuluh tukang kebun. Sepuluh tukang kebun tersebut semua dari Desa Segoropuro. Mereka telah mengabdi lama pada Pak Haji Zamroni.

Pak Haji Zamroni, tidak hanya memberi perintah saja, tapi ikut serta juga turun tangan bersama mereka membersihkan kebunnya.
Pembersihan lahan dari tumbuhnya tanaman pengganggu, sehingga nampak bersih tanpa ada semak yang membelukar.
Dilakukan pembersihan juga terhadap benalu yang tumbuh pada cabang dan ranting pohon.

Tak kurang dari lima ratus pohon mangga yang harus dicek satu per satu pertumbuhannnya dan kesehatannya.

Pak Haji Zamroni memperlakukan semua tanamannya dengan penuh kasih sayang.

Dicukupi kebutuhan pupuknya, diperhatikan juga kesehatannya serta kenyamanan tumbuhnya.

Timbal balik, balasan dari kebaikan Pak Haji Zamroni karena telah memperlakukan dengan baik semua pohon mangganya ini adalah hasil panen buah mangganya melimpah dengan kualitas buah yang bagus semua.

Dari tengah kebun mangganya, Pak Haji Zamroni melihat putri tercintanya, mengendarai sepeda listrik menuju ke arahnya.

Semakin dekat semakin nampak wajah cantiknya yang menunjukkan riang gembira.

Begitu melihat putrinya tersebut, semua rasa lelah kerja Pak Haji Zamroni hilang seketika berganti bahagia.

Dalam hati, Pak Haji Zamroni mengucapkan puji syukur alhamdulillah tak berhenti.

"Pak, ini ada titipan bekal makan siang dari ibu"

"Nanti sampaikan terima kasih ke Ibumu ya, Nduk?"

"Iya, Pak"

Ternyata tidak hanya Rohimah yang membawakan bekal makan siang buat ayahnya. Sepuluh tukang kebun yang membantu ayahnya bekerja juga dikirimi bekal makan siang oleh anggota keluarganya masing-masing, sehingga di tengah kebun tersebut suasananya menjadi gayeng. Sambil makan bersama, mereka pada menanyakan ke Rohimah kapan nikahnya. Rohimah menjawab dan sambil meminta doa mereka semoga setelah tiga bulan masa pendekatan akan ada penentuan tentang tanggal pelaksanaan pernikahannya.

Setelah istirahat siang selesai, mereka kembali bekerja. Pak Haji Zamroni kali ini tidak ikut kembali bekerja karena tidak ingin meninggalkan Rohimah sendirian. Cukup mengawasi pekerjaan anak buahnya dari tempat duduk beralas tikar bersama putri tunggalnya. Bersama ayahnya, Rohimah nampak sangat manja sekali. Meskipun sudah dewasa dan bergelar sarjana, jiwa kekanak-kanakannya muncul ketika sedang bersama ayah tercintanya. Kepada ayahnya, semua kisah kasihnya ketika bersama Mas Bambang juga diceritakan dengan penuh perasaan yang menandakan cintanya begitu besar kepada Mas Bambang.

(balasan dari kebaikan, 2024)

Sekelebat cerpen ini dirangkai dengan cara singkat dan sangat sederhana untuk menceritakan tentang Balasan dari Kebaikan. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline