Lihat ke Halaman Asli

Bambang Syairudin

(Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

Sekelebat Cerpen: Kepatuhan Istri

Diperbarui: 4 Mei 2024   08:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi merupakan dokumen pribadi 

Sekelebat Cerpen | Kepatuhan Istri

"Nanti kalau kamu sudah menjadi istri Mas Bambang, kepatuhan istri yang utama adalah kepada suami."

"Iya, Bu" Jawab Rohimah kepada Ibunya.

"Luangkan waktumu untuk membantu Ibunya Mas Bambang. Anggaplah sebagai ibu kandungmu sendiri, dan jangan segan-segan untuk meminta nasihatnya."

"Ya, Bu, saya akan mencoba rutin ke sana minimal seminggu sekali"

"Sering juga tidak apa-apa asal kedatanganmu ke sana memberikan manfaat, tapi jangan lupa minta ijin atau memberitahukan terlebih dahulu ke Mas Bambang, agar kamu tidak dianggap lancang dan tidak dianggap berbuat pamrih yang berlebihan"

"Kalau seumpama saya diminta Mas Bambang untuk menyusul ke Surabaya karena Mas Bambang tidak sempat pulang, apakah boleh, Bu?"

"Boleh, asal bapak dan ibu mengijinkan, karena statusmu masih belum menjadi istri Mas Bambang" Jawab Ibunya Rohimah.

Semua nasihat dan jawaban dari ibunya didengarkan dengan baik dan akan dipatuhinya.   

Ibunya Rohimah merupakan sosok seorang ibu yang sangat tegas. Kasih sayangnya kepada putri tunggalnya diwujudkan dalam bentuk mendidik ke arah yang baik, bukan dalam bentuk memanjakan anak. Berbeda dengan ibunya, kalau bapaknya Rohimah, orangnya tidak tega-an, cenderung sangat memanjakan Rohimah. Semua keinginan Rohimah selalu dituruti oleh bapaknya, kecuali kalau ibunya melarang untuk memenuhi keinginan Rohimah tersebut.

Setiap harinya kalau dalam selang waktu tertentu tidak melihat bapaknya, Rohimah selalu menanyakan dan berusaha mencarinya.

"Bu, bapak ke mana ya, Bu...kok sejak tadi tidak kelihatan?" tanya Rohimah kepada Ibunya.

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, Ibunya tersenyum. Ibunya tersenyum karena paham bahwa seorang anak akan selalu mendekat dan kangen kepada yang selalu memanjakannya. Tapi Ibunya Rohimah memakluminya, karena bagi suaminya, Rohimah adalah penghibur hati yang menyempurnakan kebahagiaan suaminya.

"Tadi bilang ke Ibu mau bersih-bersih kebun mangga, Nduk" Jawab ibunya dengan menggunakan kata panggilan Nduk (Genduk) yang merupakan panggilan khusus yang mengandung ungkapan rasa kasih sayang.

"Terima kasih, Bu....saya menyusul bapak ke kebun ya, Bu?"

"Ya, Nduk...sekalian Ibu titip rantang makanan buat makan siang bapak ya, Nduk?"

"Iya, Bu"

Dengan penuh semangat dan riang hati, Rohimah membawakan bekal makan siang untuk bapaknya tercinta. Nanti kalau sudah bertemu dengan bapaknya, Rohimah ingin menceritakan tentang kisah kasihnya bersama Mas Bambang saat ia diajak jalan-jalan Mas Bambang.

Cinta pertama Rohimah Arrum Fitriyah mulai subur bersemi yang membuat hatinya berbunga-bunga. Ia ingin berbagi kebahagiaan cintanya itu kepada bapaknya tercinta dengan harapan beliau bisa ikut merasakannya.

 

(kepatuhan istri, 2024)

Sekelebat cerpen ini dirangkai dengan cara singkat dan sangat sederhana untuk menceritakan tentang Kepatuhan Istri. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline