Sekelebat Cerpen | Ada Apa di Puncak Bukit
"Mbang, sekarang kamu kalau sabtu dan minggu kok menghilang....kalau aku boleh tahu ke mana saja, Mbang?" Pertanyaan dari teman akrab Mas Bambang penasaran.
"Ke Bukit, Wan" Jawaban Mas Bambang secara singkat pada teman akrabnya yang bernama Ridwan.
"Ada apa di sana, Mbang?" Ridwan penasaran.
"Ada ketinggian dan kesunyian, Wan"
"Wauw...puitis sekali jawabanmu, Mbang...apakah hanya itu?" Ridwan mencoba mengorek lebih dalam jawaban puitis Mas Bambang.
"Tentu tidak hanya itu, Wan"
"Lalu apakah itu, Mbang? kalau aku boleh tahu" Ridwan semakin penasaran.
"Ada orang di puncak bukit itu yang ilmunya tinggi tapi rendah hati, Wan"
"Wah pasti siippp ini!...mbokyao aku diajak, Mbang?" Ridwan sangat tertarik dan mengharapkan agar Mas Bambang mau mengajaknya.
"Monggo saja, Wan...kapanpun kamu boleh ikut" Jawaban Mas Bambang kepada Ridwan atas keinginan Ridwan untuk ikut ke Puncak Bukit.
"Terima kasih, Mbang...Insya Allah minggu depan aku ikut"
Sebenarnya tidak hanya Ridwan saja yang penasaran terhadap perilaku Mas Bambang ini. Hanya saja mereka tak berani bertanya langsung seperti Ridwan. Mereka hanya rasan-rasan saja atau membicarakan secara sembunyi-sembunyi di antara sesama mereka. Malah ada di antara mereka ada yang menyebut bahwa Mas Bambang sudah aneh akibat ketularan Wong Aneh. Ada juga yang mencoba mengkaitkan dengan putus cintanya Mas Bambang dengan Gadis Pekalongan yang sangat dicintainya. Entah dari mana mereka mengetahui informasi itu. Sepertinya di jaman digital ini informasi tertentu mudah dilacak dan ditelusuri secara berantai, baik dari mulut ke mulut maupun dari jaringan IoT.
(ada apa di puncak bukit, 2024)
Sekelebat cerpen ini dirangkai dengan cara singkat dan sangat sederhana untuk menceritakan tentang Ada Apa di Puncak Bukit. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H