Lihat ke Halaman Asli

Bambang Syairudin

(Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

Sekelebat Cerpen: Bertemunya Dua Orang Hebat (6)

Diperbarui: 25 April 2024   16:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi merupakan dokumen pribadi 

Sekelebat Cerpen | Bertemunya Dua Orang Hebat (6)

"Assalamualaikum" Mas Bambang mengucapkan salam di depan pintu rumah Mbah Romli yang sengaja dibiarkan tidak ditutup.

"Wa alaikum salam,"  balasan salam dari Mbah Soleh.

"Wa alaikum salam, Mas Bambang... silahkan masuk dan duduk dekat merapat ke sini, Mas "  balasan salam dari Mbah Romli dan mempersilahkan Mas Bambang untuk masuk serta duduk di dekat Mbah Romli.

"Ini tadi sudah dibikinkan kopi oleh Mbah Romli, ayo diminum dulu Mas Bambang biar badan kembali segar....hehehe" kata Mbah Soleh kepada Mas Bambang.

"Iya, Mbah...terima kasih".

Setelah menyeruput kopi yang masih hangat, Mas Bambang mengeluarkan bawaan garam, beras, dan minyak tanah untuk Mbah Romli.

"Weleh...weleh....weleh......kok repot-repot ngasih oleh-oleh buat Mbah...Persediaan Mbah masih banyak kok Mas Bambang"

"Itu dari Mbah Soleh kok, Mbah"

"Leh...Leh...kamu itu dari dulu sukanya memberi oleh-oleh dan mentraktir orang...yowis tak tompo (ya sudah, saya terima)...matur nuwun yo Leh?"

"Yo, Rom...hehehe" Jawab Mbah Soleh singkat dengan diakhiri senyumnya yang khas ("hehehe").

Mendengar dialog antar Mbah Soleh dan Mbah Romli yang begitu sangat akrab, kemudian mulai timbul di dalam hati Mas Bambang dugaan yang macam-macam. Dugaan yang macam-macam tersebut langsung tertangkap dalam hati Mbah Soleh. Mbah Soleh kemudian menjelaskan kepada Mas Bambang bahwa Mbah Romli adalah sahabat seperguruan ketika dulu mereka berdua menuntut ilmu. Mbah Soleh diperintahkan gurunya untuk "topo ngrame", melakukan laku hidup di tempat-tempat yang ramai, sedangkan Mbah Romli diperintahkan untuk "topo nyepi", melakukan laku hidup di tempat-tempat yang sepi.

Mendengar penjelasan dari Mbah Soleh tersebut, hati Mas Bambang menjadi sangat lega dan bahagia sekali serta sangat bersyukur karena dalam hidupnya telah dipertemukan dengan dua orang yang menurut Mas Bambang sangat hebat, hebat dalam ketinggian ilmunya juga hebat dalam kerendahan hatinya.

TAMAT

(bertemunya dua orang hebat (6), 2024)

Sekelebat cerpen ini dirangkai dengan cara singkat dan sangat sederhana untuk menceritakan tentang Bertemunya Dua Orang Hebat (6). Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline