Lihat ke Halaman Asli

Bambang Syairudin

(Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

Sekelebat Cerpen: Perubahan Indah

Diperbarui: 8 Maret 2024   08:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi merupakan dokumen pribadi 

Sekelebat Cerpen | Perubahan Indah

Pada suatu kesempatan tertentu akhirnya kegusaran hati Indah disampaikan ke saya. Saya selalu berusaha menjadi pendengar yang baik untuk Indah. Juga selalu berusaha untuk berempati dengan tulus. Apabila saya mampu maka akan saya bantu hingga tuntas.

" Menurut pendapat Mas Bambang, apakah Indah harus mengajukan gugatan cerai lagi ke Mas Toni?"

"Menurut saya, jika Mas Toni dan Indah tetap bersikukuh pada pendiriannya, saya kira hasilnya akan sama lagi, In."  Saya jawab berdasarkan proses persidangan yang telah diceritakan Indah ke saya.

"Tapi Mas Bambang tolong jangan menyuruh Indah untuk mengalah ya Mas?"

"Iya nggak lah In...itu sama artinya dengan saya menjerumuskan Indah ke kondisi traumatis yang paling ditakuti Indah," mendengar jawaban saya ini, Indah nampak sangat bahagia sekali.

" Tapi seandainya...ini cuma seandainya loh mas ya...seandainya Indah akhirnya bersedia mengalah, apakah Mas Bambang rela melepaskan Indah?"

" Jawaban saya ini juga seandainya loh ya In...seandainya saya rela melepaskan Indah, apakah Indah masih mau bersahabat dengan saya?" Indah nampak kaget dan tak menyangka terhadap jawaban saya tadi. Indah juga nampak menunjukkan rasa kekhawatirannya jika pengandaian tadi jadi benar-benar terjadi.

" Indah nggak mau mas! Nggak mau kalau hanya sebatas bersahabat dengan Mas Bambang. Indah maunya Mas Bambang sebagai suaminya Indah."

"Iya, In. Saya juga senang apabila Indah kelak menjadi istri saya."

"Kembali ke yang tadi mas....apa yang sebaiknya Indah lakukan dalam status Indah yang masih menggantung ini, mas?"

" Berdoa In dan terus mendekatkan diri ke Gusti Alloh, memohon agar dibukakan hati Mas Toni supaya menyetujui gugatan cerai dari Indah."

"Sampai kapan Mas berdoanya?"

"Pasrah dan sabar serta terus berdoa sampai batas waktu yang tidak ditentukan, In"

"Apakah Mas Bambang juga bersedia menunggu terkabulnya doa Indah sampai batas waktu yang tidak ditentukan juga?"

"Iya, In. Saya bersedia ikut menunggu sampai terkabulnya doa Indah tersebut."

"Walaupun sampai tua nanti mas?"

"Iya In, meskipun sampai tua nanti akan tetap sabar menunggu, dengan syarat Indah tetap tak bosan-bosan terus memanjatkan doa tersebut."

"Iya Mas, Indah akan terus berdoa tak berhenti. "

"Alhamdulillah In. Kalau sudah diniati jangan lupa segera dilaksanakan ya In?

"Iya, Mas. Pasti"

Perubahan suasana hati Indah kembali nampak dari wajahnya yang memancarkan aura kebahagiaan. 

Perubahan Indah ini mungkin disebabkan karena sudah tidak ada yang dikuatirkannya lagi.

Tidak kuatir dengan statusnya yang menggantung.

Juga tidak kuatir ditinggalkan saya.

Karena Indah telah mendengarkan langsung jawaban dari saya yang bersedia menunggu sampai terkabulnya doa Indah, meskipun sampai tua nanti.

 

(perubahan indah, 2024)

Sekelebat cerpen ini dirangkai dengan cara singkat dan sangat sederhana untuk menceritakan tentang Perubahan Indah. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline