Lihat ke Halaman Asli

Bambang Syairudin

(Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

Fibonacci Puisi: Seperlunya dan Biasa-Biasa Saja

Diperbarui: 19 Desember 2023   10:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin) 

Fibonacci Puisi | Seperlunya dan Biasa-Biasa Saja

seperlunya dan biasa-biasa saja
itu karena dirinya
sudah dewasa
jiwanya

dia telah menemukan jalan terbaik
dan tlah menepi ke titik
hikmah yang baik
terpetik

hikmah dari laku yang seperlunya saja
biasa-biasa saja
tak terperdaya
dunia

(seperlunya dan biasa-biasa saja, 2023)

Puisi kesembilan dari sembilan rincian judul puisi tentang Seperlunya, khususnya tentang Seperlunya dan Biasa-Biasa Saja. Semoga bermanfaat.

Catatan:
Bait pertama sampai dengan bait ketiga, terdiri dari empat baris.
Setiap barisnya tersusun dari jumlah suku kata (jumlah ketukan) yang mengikuti deret bilangan fibonacci: 13, 8, 5, 3.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline