Macro Puisi | Memandang Seperlunya
memandang seperlunya apa yang diinginkan kita
tak mencari-cari pandangan yang timbulkan sengketa
apalagi jika hanya karena beda pandang lantas tak suka
rugi jika demikian sikap kita jadi tak tenang gelisah rasa
memandang seperlunya semua yang ada di depan mata
tak perlu diharuskan sama dengan yang diharapkan kita
jagalah jangan sampai membelokkan kelurusan laku kita
larut terbawa benci yang dipicu ketidakpuasan yang ada
memandang seperlunya dengan disertai kesabaran di jiwa
berikanlah pemakluman secara bijaksana kepada lainnya
yang masih belum mampu menjalankan tugasnya
sesuai dengan harapan dan cara pandang kita
(memandang seperlunya, 2023)
Puisi pertama dari sembilan rincian judul puisi tentang Seperlunya, khususnya tentang Memandang Seperlunya. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H