Fibonacci Puisi: Tertampil Tak Berdaya Kemudian Mati
Diperbarui: 15 Desember 2023 14:06
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)
Fibonacci Puisi | Tertampil Tak Berdaya Kemudian Mati
tertampil tak berdaya kemudian mati entah karena tlah lelah atau sudah merenta
ketika masa muda tak mempelajari seperti apa menua supaya tabah jiwanya
tertampil tak berdaya kemudian mati semoga siap dirinya sebelum tiba waktunya
(tertampil tak berdaya kemudian mati, 2023)
Puisi kesembilan dari sembilan rincian judul puisi tentang Tertampil, khususnya tentang Tertampil Tak Berdaya Kemudian Mati. Semoga bermanfaat.
Catatan: Bait pertama sampai dengan bait ketiga, terdiri dari empat baris. Setiap barisnya tersusun dari jumlah suku kata (jumlah ketukan) yang mengikuti deret bilangan fibonacci: 13, 8, 5, 3.