Lihat ke Halaman Asli

Bambang Syairudin

Bams sedang berikhtiar untuk menayangkan SATU per SATU PUISI dari SEMBILAN rincian PUISI tentang SEDIKIT BANYAK. Semoga bermanfaat. 🙏🙏

Fibonacci Puisi: Tertampil Tak Berdaya Kemudian Mati

Diperbarui: 15 Desember 2023   14:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin) 

Fibonacci Puisi | Tertampil Tak Berdaya Kemudian Mati

tertampil tak berdaya kemudian mati
entah karena tlah lelah
atau sudah
merenta

ketika masa muda tak mempelajari
seperti apa menua
supaya tabah
jiwanya

tertampil tak berdaya kemudian mati
semoga siap dirinya
sebelum tiba
waktunya

(tertampil tak berdaya kemudian mati, 2023)

Puisi kesembilan  dari sembilan rincian judul puisi tentang Tertampil, khususnya tentang Tertampil Tak Berdaya Kemudian Mati. Semoga bermanfaat.

Catatan:
Bait pertama sampai dengan bait ketiga, terdiri dari empat baris.
Setiap barisnya tersusun dari jumlah suku kata (jumlah ketukan) yang mengikuti deret bilangan fibonacci: 13, 8, 5, 3.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline