Sekelebat Cerpen: Pada Awalnya Bejo (3)
Sebagai anak pertama atau anak sulung, Bejo sangat diharapkan oleh kedua orangtuanya untuk mampu membantu mengawasi kelurusan tingkah laku dari keempat adiknya.
Menurut keyakinan Pak Slamet dan Ibu Wilujeng, keselamatan hidup dari anak-anaknya sangat bergantung pada kelurusan dari tingkah lakunya.
Agar anak-anaknya bisa berlaku lurus, Pak Slamet mengisi jiwa anak-anaknya dengan prinsip ketegasan tanpa kompromi. Sedangkan Ibu Wilujeng mengisinya dengan kehalusan atau kelembutan rasa ke dalam hati anak-anaknya dengan prinsip kasih sayang, komitmen kesetiaan, dan kesantunan.
Tugas pengawasan ini, sebenarnya tidak secara khusus diberikan kepada Bejo, karena Bejo tidak pernah dipanggil secara khusus atau didudukkan dalam pertemuan khusus antara dirinya dan bapak ibunya.
Tapi sebagai anak yang sudah dewasa, Bejo merasa mampu menafsirkan bahwa dia telah diberi tugas khusus oleh kedua orangtuanya.
Alasannya, karena seringnya bapak dan ibunya menanyakan tentang tingkah laku keseharian adik-adiknya kepada Bejo, bukan menanyakan langsung kepada adik-adiknya.
Terkait hal tersebut, Bejo kadang merasakan ada keanehan tentang mengapa ia yang dipilih sebagai wakil penghubung komunikasi antara bapak ibunya dengan keempat adiknya itu. Mengapa bapak dan ibunya tidak secara langsung saja mengawasi, menegur, dan menasehati anak-anaknya. Mengapa musti menggunakan cara keterwakilan dalam mengawasi kelurusan tingkah laku semua anaknya.
Dan sebagai wakil, apakah dirinya paling lurus atau minimal sudah lurus dibandingkan adik-adiknya? Karena menurut pendapat Bejo, seorang yang bertugas mengawasi kelurusan tingkah laku harus lurus pula tingkah lakunya.
(pada awalnya bejo (3), 2023)
Sekelebat cerpen ini dirangkai dengan cara yang sangat-sangat sederhana untuk menceritakan tentang Pada Awalnya Bejo (3). Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H