Lihat ke Halaman Asli

Bambang Syairudin

(Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

Fibonacci Puisi: Lampu Sepeda Pancal Puisi

Diperbarui: 11 Februari 2023   16:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin) 

Fibonacci Puisi: Lampu Sepeda Pancal Puisi

perlukah lampu sepeda pancal puisi
pabila di siang hari
tetapi gelap
di hati

apakah yang akan dicahayai nanti
bila malam telah gelap
namun di hati
benderang

tentu yang akan dicahayai adalah
tempat berpulangnya diri
setelah usai
puisi

(lampu sepeda pancal puisi, 2023)

Puisi kesembilan dari sebelas rincian judul puisi tentang Sepeda Pancal Puisi, khususnya tentang Lampu Sepeda Pancal Puisi. Semoga bermanfaat.

Catatan:
Bait pertama sampai dengan bait ketiga semuanya terdiri dari empat baris.
Setiap barisnya tersusun dari jumlah suku kata (jumlah ketukan) yang mengikuti deret bilangan fibonacci: 13, 8, 5, 3.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline