Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)
Fibonacci Puisi: Sedang Apa Langit
sedang apa langit yang memayungi bukit membatasi rahasia di balik langit semesta
sedang apakah di atas ketinggiannya ditaruh takdir kitakah agar tak bisa dijamah
ada apa langit hingga kita tengadah apa ada singgasana sumber cahaya termegah
(sedang apa langit, 2023)
Puisi kedelapan dari delapan rincian judul puisi tentang Sedang Apa, khususnya tentang Sedang Apa Langit. Semoga bermanfaat.
Catatan: Bait pertama sampai dengan bait ketiga semuanya terdiri dari empat baris. Setiap barisnya tersusun dari jumlah suku kata (jumlah ketukan) yang mengikuti deret bilangan fibonacci: 13, 8, 5, 3.