Lihat ke Halaman Asli

Bambang Syairudin

(Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

Daftar Judul Puisi: Arsip Puisi Bagian Kedelapan Belas

Diperbarui: 18 Desember 2022   15:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)

Daftar Judul Puisi: Arsip Puisi Bagian Kedelapan Belas

(Arsip Wajah Puisi Bams)

Daftar judul puisi dari arsip puisi bagian kedelapan belas ini merupakan kelanjutan dari daftar judul puisi dari arsip puisi bagian ketujuh belas, dan hanya berisi daftar judul puisi, bukan berisi konten puisi.

Judul-judul puisi tersebut disusun berdasarkan kronologis penayangannya hingga jumlahnya mencapai seratus judul puisi. Setelah bagian kedelapan belas ini berisi seratus judul puisi, maka akan dilanjutkan ke bagian kesembilan belas, dan seterusnya.

Daftar judul puisi di dalam daftar isi di bawah ini pada awalnya adalah kosong.
Kemudian setiap harinya, jika ada puisi yang tayang atau jika ada puisi yang akan dijadwalkan tayang, maka perlahan-lahan daftar isinya akan terisi hingga jumlahnya mencapai 100 judul puisi.

DAFTAR ISI (Daftar Judul Puisi):

1. Puisi | Rencana Merinci Cambuk Diri

2. Macro Puisi: Cambuk Diri Keasikan Memalaskan

3. Micro Puisi: Cambuk Diri Kebuntuan Memikirkan

4. Nano Puisi: Cambuk Diri Ketakpekaan Merasakan

5. Macro Puisi: Cambuk Diri Keraguan Memutuskan

6. Macro Puisi: Cambuk Diri Kekasaran Menuturkan

7. Fibonacci Puisi: Cambuk Diri Ketinggian Hati

8. Fibonacci Puisi: Cambuk Diri Ujaran Benci

9. Fibonacci Puisi: Cambuk Diri Intoleransi

10. Puisi | Rencana Merinci Berharap

11. Macro Puisi: Berharap Selamat tapi Tak Cermat

12. Micro Puisi: Berharap Sehat tapi Tak Suka Obat

13. Nano Puisi: Berharap Kuat tapi Tidak Bersemangat

14. Fibonacci Puisi: Berharap Manfaat tapi Tidak Berbuat

15. Puisi | Rencana Merinci Pancingan

16. Macro Puisi: Pancingan Emosi Darah Tinggi

17. Fibonacci Puisi: Pancingan Rasa Benar Sendiri

18. Micro Puisi: Pancingan Curiga Buruk Sangka

19. Nano Puisi: Pancingan Suka Jahil ke Sesama

20. Fibonacci Puisi: Pancingan Suka Permasalahkan Segala

21. Macro Puisi: Pancingan Senang Gampangkan Semua

22. Puisi | Rencana Merinci Bukan Menggurui

23. Macro Puisi: Bukan Menggurui Pagi

24. Micro Puisi: Bukan Menggurui Siang

25. Nano Puisi: Bukan Menggurui Sore

26. Fibonacci Puisi: Bukan Menggurui Malam

27. Macro Puisi: Bukan Menggurui Kabut

28. Micro Puisi: Bukan Menggurui Awan

29. Nano Puisi: Bukan Menggurui Hujan

30. Fibonacci Puisi: Bukan Menggurui Hayawan

31. Fibonacci Puisi: Bukan Menggurui Tanaman

32. Macro Puisi: Bukan Menggurui yang Muda

33. Micro Puisi: Bukan Menggurui yang Sebaya

34. Nano Puisi: Bukan Menggurui yang Tua

35. Macro Puisi: Bukan Menggurui Ibu

36. Micro Puisi: Bukan Menggurui Bapak

37. Nano Puisi: Bukan Menggurui Anak

38. Macro Puisi: Bukan Menggurui Murid

39. Micro Puisi: Bukan Menggurui Guru

40. Nano Puisi: Bukan Menggurui Diri

41. Fibonacci Puisi: Bukan Menggurui yang Sakit

42. Fibonacci Puisi: Bukan Menggurui yang Sehat

43. Puisi | Rencana Merinci Marah

44. Macro Puisi: Cinta Dimarahi Marah

45. Macro Puisi: Benci Dimarahi Marah

46. Nano Puisi: Akal Dimarahi Marah

47. Nano Puisi: Nafsu Dimarahi Marah

48. Micro Puisi: Ramai Dimarahi Marah

49. Micro Puisi: Sepi Dimarahi Marah

50. Macro Puisi: Bicara Dimarahi Marah

51. Macro Puisi: Diam Dimarahi Marah

52. Fibonacci Puisi: Tertawa Dimarahi Marah

53. Fibonacci Puisi: Menangis Dimarahi Marah

54. Nano Puisi: Lari Dimarahi Marah

55. Nano Puisi: Berhenti Dimarahi Marah

56. Micro Puisi: Pergi Dimarahi Marah

57. Micro Puisi: Pulang Dimarahi Marah

58. Macro Puisi: Kerja Dimarahi Marah

59. Macro Puisi: Nganggur Dimarahi Marah

60. Fibonacci Puisi: Tidur Dimarahi Marah

61. Fibonacci Puisi: Bangun Dimarahi Marah

62. Nano Puisi: Meminta Dimarahi Marah

63. Nano Puisi: Memberi Dimarahi Marah

64. Macro Puisi: Kaya Dimarahi Marah

65. Macro Puisi: Miskin Dimarahi Marah

66. Micro Puisi: Tua Dimarahi Marah

67. Micro Puisi: Muda Dimarahi Marah

68. Fibonacci Puisi: Menang Dimarahi Marah

69. Fibonacci Puisi: Kalah Dimarahi Marah

70. Nano Puisi: Baik Dimarahi Marah

71. Nano Puisi: Buruk Dimarahi Marah

72. Micro Puisi: Marah Dimarahi Tak Marah

73. Micro Puisi: Tak Marah Tak Dimarahi Marah

74. Puisi | Rencana Merinci Mengawinkan

75. Macro Puisi: Mengawinkan Untung dan Rugi

76. Fibonacci Puisi: Mengawinkan Tengah dan Tepi

77. Micro Puisi: Mengawinkan Ramai dan Sepi

78. Macro Puisi: Mengawinkan Kanan dan Kiri

79. Fibonacci Puisi: Mengawinkan Masalah dan Solusi

80. Nano Puisi: Mengawinkan Nyata dan Halusinasi

81. Macro Puisi: Mengawinkan Miskin dan Kaya

82. Micro Puisi: Mengawinkan Sedih dan Ceria

83. Macro Puisi: Mengawinkan Benci dan Cinta

84. Macro Puisi: Mengawinkan Beda dan Sama

85. Nano Puisi: Mengawinkan Kecewa dan Rela

86. Fibonacci Puisi: Mengawinkan Diam dan Bicara

87. Macro Puisi: Mengawinkan Cemburu dan Rindu

88. Nano Puisi: Mengawinkan Yakin dan Ragu-ragu

89. Micro Puisi: Mengawinkan Berani dan Malu-malu

90. Puisi | Rencana Merinci Misalnya

91. Macro Puisi: Misalnya Tak Bisa Ingat

92. Macro Puisi: Misalnya Tak Bisa Sehat

93. Nano Puisi: Misalnya Tanpa Apa-apa

94. Nano Puisi: Misalnya Tanpa Siapa-siapa

95. Micro Puisi: Misalnya Tak Tahu yang Benar

96. Micro Puisi: Misalnya Tak Tahu yang Tersamar

97. Fibonacci Puisi: Misalnya Tidak Ada Gerak-gerik

98. Fibonacci Puisi: Misalnya Tidak Ada Perbuatan Baik

99. Micro Puisi: Misalnya Hari Ini Hari Kemarin

100. Macro Puisi: Misalnya Hanya Satu yang Yakin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline