Lihat ke Halaman Asli

Bambang Syairudin

(Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

Fibonacci Puisi: Istimewa yang Istimewa

Diperbarui: 18 September 2022   08:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)

Fibonacci Puisi: Istimewa yang Istimewa

pabila
dilihat dari
seratus tahun yang lalu
hari ini istimewa yang istimewa

pabila
dilihat dari
seratus tahun ke depan
hari ini mungkin biasa yang biasa

karena
semakin lama
melebihi yang biasa
tidak terbayangkan laju inovasinya

karena
semakin lama
semakin singkat siklusnya
yang tadinya istimewa jadi biasa

(istimewa yang istimewa, 2022)

Puisi keempat dari empat rincian judul puisi tentang Biasa dan Istimewa, khususnya tentang Istimewa yang Istimewa. Semoga bermanfaat.

Catatan:
Bait pertama sampai dengan bait keempat semuanya terdiri dari empat baris.
Setiap barisnya tersusun dari jumlah suku kata (jumlah ketukan) yang mengikuti deret bilangan fibonacci: 3, 5, 8, 13.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline