Lihat ke Halaman Asli

Bambang Syairudin

(Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

Fibonacci Puisi: Puisi Tanpa Pemuisi

Diperbarui: 19 Agustus 2022   06:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)

Fibonacci Puisi: Puisi Tanpa Pemuisi

selain
karya puisi
dari para pemuisi
lahir pula puisi tanpa pemuisi

mereka
hidup di rimba
belukar paling misteri
merambat ke semak-semak otak dan hati

terkadang
berupa tanda
yang memperingatkan kita
agar berprilaku adil dan bijaksana

terkadang
membebaskannya
membiarkan diri kita
menentukan cara hidup yang kita suka

(puisi tanpa pemuisi, 2022)

Puisi ketiga dari tiga rincian judul puisi tentang Puisi Tanpa Pemuisi. Semoga bermanfaat.

Catatan:
Bait pertama sampai dengan bait keempat semuanya terdiri dari empat baris.
Setiap barisnya tersusun dari jumlah suku kata (jumlah ketukan) yang mengikuti deret bilangan fibonacci: 3, 5, 8, 13.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline