Lihat ke Halaman Asli

Bambang Syairudin

(belajar mendengarkan puisi) yang dibacakan tanpa harus berapi-api tanpa harus memeras hati

Fibonacci Puisi: Minimalis Fanatik

Diperbarui: 1 Agustus 2022   00:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)

Fibonacci Puisi | Minimalis Fanatik

fanatik
yang minimalis
centang hijau minimalis
walau minimalis senyumnya tetap manis

betapa
syukurnya hati
atas pencapaian ini
bisa bertutur tulis cerpen dan puisi

sehingga
kini akhirnya
sudah sampai di area
limapuluhribu lebih dinilainya

itulah
tempat fanatik
yang berlabelkan fanatik
tuk mencapainya jatuh-bangun  jungkir-balik

semoga
di kedepannya
bisa selalu berbagi
semoga berikutnya bermanfaat lagi

(minimalis fanatik, 2022)

Sebuah milestone puisi untuk menandai bahwa tonggak perjalanan berliterasi sudah berada di area fanatik. Semoga bermanfaat.

Catatan:
Bait pertama sampai dengan bait kelima, semuanya terdiri dari empat baris.
Setiap barisnya tersusun dari jumlah suku kata (jumlah ketukan) yang mengikuti deret bilangan fibonacci: 3, 5, 8, 13.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline