Lihat ke Halaman Asli

Bambang Syairudin

(Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

Fibonacci Puisi: Tembok Ratapan Cinta

Diperbarui: 3 Agustus 2022   06:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)

Fibonacci Puisi: Tembok Ratapan Cinta

di tembok
ratapan cinta
yang benar-benar tulusnya
saat rindu disentuh menangislah ia

di tembok
ratapan cinta
yang benar-benar setia
saat rindu dihadirkan sujudlah ia

di tembok
ratapan cinta
yang benar-benar sekata
saat rindu diucapkan hatinya sama

di tembok
ratapan cinta
yang benar-benar adanya
hanya satu rindu tuk selama-lamanya

(tembok ratapan cinta, 2022)

Puisi keempat dari empat rincian judul puisi tentang Tembok Ratapan Diri, khususnya tentang Tembok Ratapan Cinta. Semoga bermanfaat.

Catatan:
Bait pertama sampai dengan bait terakhir (bait keempat), semuanya terdiri dari empat baris.
Setiap barisnya tersusun dari jumlah suku kata (jumlah ketukan) yang mengikuti deret bilangan fibonacci: 3, 5, 8, 13.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline