Lihat ke Halaman Asli

Bambang Syairudin

(Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

Fibonacci Puisi: Menaruh Pusaka di Benak

Diperbarui: 2 Agustus 2022   06:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)

Fibonacci Puisi: Menaruh Pusaka di Benak

pusaka
yang ditaruhnya
bentuk atau wujudnya
berupa semua niatan baik kita

di benak
pusaka itu
kemudian ditaruhnya
janganlah lupa untuk memanjatkan doa

berdoa
semoga kita
senantiasa terlindung
dari semua yang bisa membuat bingung

janganlah
yang baik itu
berubah jadi tak baik
karena ternoda perilaku tak baik

(menaruh pusaka di benak, 2022)

Puisi keduabelas dari duabelas rincian puisi tentang Menaruh Pusaka, khususnya tentang Menaruh Pusaka di Benak. Semoga bermanfaat.

Catatan:
Bait pertama sampai dengan bait keempat, semuanya terdiri dari empat baris.
Setiap barisnya tersusun dari jumlah suku kata (jumlah ketukan) yang mengikuti deret bilangan fibonacci: 3, 5, 8, 13.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline