Lihat ke Halaman Asli

Bambang Syairudin

Bams sedang berikhtiar untuk menayangkan SATU per SATU PUISI dari SEMBILAN rincian PUISI tentang TAK YAKIN. Semoga bermanfaat. 🙏🙏

Fibonacci Puisi: Menaruh Pusaka di Hidung

Diperbarui: 1 Agustus 2022   13:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)

Fibonacci Puisi: Menaruh Pusaka di Hidung

menaruh
pusaka kita
di hidung dengan pusaka
yang wujudnya berupa tenggang rasa kita

contohnya
saat bertamu
dengan orang yang tinggalnya
di tempat kumuh janganlah menutup hidung

karena
kan menyakiti
perasaannya mereka
yang serba berkekurangan ekonominya

tetapi
saat pandemi
menutupi hidung kita
karena menjaga kesehatan bersama

(menaruh pusaka di hidung, 2022)

Puisi kedelapan dari duabelas rincian puisi tentang Menaruh Pusaka, khususnya tentang Menaruh Pusaka di Hidung. Semoga bermanfaat.

Catatan:
Bait pertama sampai dengan bait terakhir (bait keempat), semuanya terdiri dari empat baris.
Setiap barisnya tersusun dari jumlah suku kata (jumlah ketukan) yang mengikuti deret bilangan fibonacci: 3, 5, 8, 13.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline