Lihat ke Halaman Asli

Bambang Syairudin

(Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

Nano Puisi: Pengukur Kepengasihan

Diperbarui: 8 Juli 2022   14:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)

Nano Puisi: Pengukur Kepengasihan

pengukur kepengasihan mengukur adanya benih
di dalam diri yang siap dipupuk disirami agar bersemi
tumbuh subur layaknya tanaman hijau sejuk mengayomi
mengayomi dengan rasa tulus mengasihi penuh empati

rasa kepengasihan yang lahir fitrah dari dalam batin ini
sebagai penciri jiwa kemanusiaan yang berakhlak tinggi
keberadaannya sangat dibutuhkan sekali tuk mengatasi
adanya rasa dipinggirkan akibat kesenjangan ekonomi

tindakan nyata dari rasa kepengasihan ini tak semata
hanya ungkapan kata-kata rasa kasihan saja kepada
yang sedang menderita tetapi kudu dibarengi upaya
yang mampu mengentaskan ketidakberdayaannya

(pengukur kepengasihan, 2022)

Puisi kelima dari delapan rincian alat pengukur diri, khususnya tentang pengukur kepengasihan. Semoga bisa bermanfaat untuk kehidupan bermasyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline