Lihat ke Halaman Asli

Bambang Syairudin

(Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

Fibonacci Puisi: Kasihan Puisi Lima Didera Derita Lama

Diperbarui: 28 Juni 2022   22:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)

Fibonacci Puisi: Kasihan Puisi Lima Didera Derita Lama

kasihan
puisi lima
didera derita lama
derita yang tlah mendera pemuisinya

derita
yang kemudian
dikemas ke dalam kata
yang membuat pembacanya rasakan lara

kasihan
puisi lima
tidak bisa membangkitkan
jalan keluar derita pemuisinya

(kasihan puisi lima didera derita lama, 2022)

Puisi kelima dari lima hasil rincian Puisi | Rencana Merinci Kasihan Puisi, khususnya kasihan puisi lima didera derita lama. Semoga bermanfaat.

Catatan:

Puisi yang terdiri dari tiga bait ini
menggunakan deret fibonacci sebagai berikut:
Bait pertama, tersusun dari empat baris dengan
jumlah suku kata (jumlah ketukan) untuk
setiap barisnya mengikuti
deret fibonacci:
3, 5, 8, 13.

Bait kedua, tersusun dari empat baris dengan
jumlah suku kata (jumlah ketukan) untuk
setiap barisnya mengikuti
deret fibonacci:
3, 5, 8, 13.

Bait ketiga, tersusun dari empat baris dengan
jumlah suku kata (jumlah ketukan) untuk
setiap barisnya mengikuti
deret fibonacci:
3, 5, 8, 13.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline