Fibonacci Puisi: Pemandangan Alam Lepas Beban Dunia
Diperbarui: 25 Juni 2022 03:10
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)
Fibonacci Puisi: Pemandangan Alam Lepas Beban Dunia
pemandangan alam lepas beban dunia serba ringan dipandangnya rasa beratnya tak ada
tak ada karena sudah diutamakan hidupnya untuk menyiapkan bekal kepulangannya
pemandangan alam lepas beban dunia serba waspada hidupnya takut bertambah dosanya
dosanya pada sesama selalu dihindarinya agar ringan pula saat menutup mata
(pemandangan alam lepas beban dunia, 2022)
Puisi kedelapan dari sembilan rincian puisi tentang pemandangan alam di dalam diri, khususnya tentang pemandangan alam lepas beban dunia. Semoga bermanfaat.
Catatan: Berikut ini adalah deret fibonacci yang digunakan dalam puisi ini: Bait pertama tersusun dari empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) untuk masing-masing barisnya sesuai deret fibonacci: 13, 8, 5, 3. Bait kedua tersusun dari empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) untuk masing-masing barisnya sesuai deret fibonacci: 3, 5, 8, 13. Bait ketiga tersusun dari empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) untuk masing-masing barisnya sesuai deret fibonacci: 13, 8, 5, 3. Bait keempat tersusun dari empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) untuk masing-masing barisnya sesuai deret fibonacci: 3, 5, 8, 13.