Lihat ke Halaman Asli

Bambang Syairudin

(ada di garis) takdirnya masing-masing

Fibonacci Puisi: Saat Duduk Sendiri

Diperbarui: 4 Juni 2022   07:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)

Fibonacci Puisi: Saat Duduk Sendiri

di saat
duduk sendiri
tak ada yang menemani
apa saja yang melintas di benak ini

dari ribuan pengalaman duduk ini
adakah yang dialami
paling berarti
ke diri

misalnya
hadirnya rasa
yang tlah menyadarkan kita
agar memperbaiki perilaku kita

(saat duduk sendiri, 2022)

Puisi pertama dari sembilan Puisi | Rencana Merinci Saat Ketika dan Tatkala, khususnya tentang saat duduk sendiri. Semoga bermanfaat.

Catatan bagi yang akan berpuisi dengan menggunakan deret fibonacci.
Berikut ini adalah contoh deret fibonacci yang digunakan dalam puisi ini:
Bait pertama, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 3, 5, 8, 13.
Bait kedua, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 13, 8, 5, 3.
Bait ketiga, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 3, 5, 8, 13.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline