Lihat ke Halaman Asli

Bambang Syairudin

(Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

Fibonacci Puisi: Detik Tak Berlalu ke Mana-mana

Diperbarui: 31 Mei 2022   07:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)

Fibonacci Puisi: Detik Tak Berlalu ke Mana-mana

karena
rasa malasnya
gunakan tiap detiknya
maka detik tak berlalu ke mana-mana

detik yang tidak berlalu ke mana-mana
kelihatannya seolah
tidak berkurang
waktunya

tapi jangan kaget bila habis waktunya
dan kesempatan kedua
tlah benar-benar
tak ada

(detik tak berlalu ke mana-mana, 2022)

Puisi kedelapan dari delapan Puisi | Rencana Merinci Arah Detik-detik yang Berlalu, khususnya tentang detik yang tak berlalu ke mana-mana. Semoga bermanfaat.

Catatan bagi yang akan berpuisi dengan menggunakan deret fibonacci.
Berikut ini adalah contoh deret fibonacci yang digunakan dalam puisi ini:
Bait pertama, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 3, 5, 8, 13.
Bait kedua, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 13, 8, 5, 3.
Bait ketiga, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 13, 8, 5, 3.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline