Fibonacci Puisi: Ada Hawa Panas yang Menungganginya
Diperbarui: 16 Mei 2022 16:05
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)
Fibonacci Puisi: Ada Hawa Panas Menungganginya
pabila nanti di dalam niat 'tuk berliterasi ada hawa panas yang menunggangi hati
dan menyerongkan kebaikan maksud hati maka cepatlah berhenti renungkan lagi kembali
supaya tulisan kita tak terlanjur menyalahi yang akibatnya dapat melukai hati
benci yang menunggangi emosi di diri pikiran tak terkendali janganlah sampai terjadi
(ada hawa panas menungganginya, 2022)
Rincian puisi keduabelas dari duabelas puisi tentang adanya hawa panas yang menunggangi emosi di diri. Semoga bermanfaat.
Catatan bagi yang akan berpuisi dengan menggunakan deret fibonacci. Berikut ini adalah contoh deret fibonacci yang digunakan dalam puisi ini: Bait pertama, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 3, 5, 8, 13. Bait kedua, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 13, 8, 5, 3. Bait ketiga, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 3, 5, 8, 13. Bait keempat, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 13, 8, 5, 3.