Lihat ke Halaman Asli

Bambang Syairudin

Kilas Balik 2024, Alhamdulillah PERINGKAT #1

Fibonacci Puisi: Mengendap Tapi Tak Lama

Diperbarui: 13 Mei 2022   16:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)

Fibonacci Puisi: Mengendap Tapi Tak Lama

mengendap
tapi tak lama
menyelinap sementara
di dalam benak labil memuat gelora

inspirasi tersendat saat dituliskan
sepertinya masih ada
yang belum bisa
dicerna

karena
gelora jiwa
belum bisa ditaklukkan
belum bisa ditundukkan dan didudukkan

mengendap tapi tak lama di benak kita
sulit ditangkap maknanya
sebab terhalang
gundahnya

(mengendap tapi tak lama, 2022)

Rincian puisi keempat dari duabelas puisi tentang mengendap tapi tak lama. Semoga bermanfaat.

Catatan bagi yang akan berpuisi dengan menggunakan deret fibonacci. Berikut ini adalah contoh deret fibonacci yang digunakan dalam puisi ini:

Bait pertama, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 3, 5, 8, 13.

Bait kedua, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 13, 8, 5, 3.

Bait ketiga, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 3, 5, 8, 13.

Bait keempat, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 13, 8, 5, 3.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline