Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)
Fibonacci Puisi: Cahaya Matahari ke Bumi
lihatlah cahaya matahari ke bumi yang hadir setiap hari dan menyinari ke bumi
meskipun cahya sinarnya menyilaukan mata kita ia terangi gelapnya alam semesta
dan berbagi kehangatannya ke semua menjadikan mata kita mampu melihat dunia
cobalah kita pikirkan andai ia tidak ada lalu dengan apa kita kan menggantinya
(cahaya matahari ke bumi, 2022)
Rincian ketujuh dari duabelas puisi tentang cahaya matahari ke bumi. Semoga bermanfaat.
Catatan untuk yang berminat menggunakan struktur fibonacci puisi ini. Deret fibonacci yang digunakan dalam puisi ini: Bait pertama, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 13, 8, 5, 3. Bait kedua, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 3, 5, 8, 13. Bait ketiga, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 13, 8, 5, 3. Bait keempat, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 3, 5, 8, 13.