Lihat ke Halaman Asli

Bambang Syairudin

(Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

Fibonacci Puisi: Mengapa Tak Berani

Diperbarui: 19 Maret 2022   10:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)

Fibonacci Puisi: Mengapa Tak Berani

ijinkan aku mengajukan pertanyaan
tentang ketakberanian
dan kekuatiran
dugaan

dugaan
pada bayangan
yang teramat menakutkan
yang masih tersimpan di dalam persangkaan

mengapa tak berani masuk sendirian
membuktikan persangkaan
yang menakutkan
dugaan

mengapa
tak kita urai
apa saja penyebabnya
agar yang kita takutkan lekas selesai

(mengapa tak berani, 2022)

Rincian pertama dari delapan pertanyaan puisi. Mengisyaratkan tentang pentingnya untuk mencari jawaban atas penyebab munculnya rasa takut dan atau rasa kuatir di diri. Semoga bermanfaat.

Catatan untuk yang berminat menggunakan struktur fibonacci puisi ini. 

Deret fibonacci yang digunakan dalam puisi ini:
Bait pertama, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 13, 8, 5, 3.
Bait kedua, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 3, 5, 8, 13.
Bait ketiga, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 13, 8, 5, 3.
Bait keempat, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 3, 5, 8, 13.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline