Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)
Fibonacci Puisi: Mengapa Tak Berani
ijinkan aku mengajukan pertanyaan tentang ketakberanian dan kekuatiran dugaan
dugaan pada bayangan yang teramat menakutkan yang masih tersimpan di dalam persangkaan
mengapa tak berani masuk sendirian membuktikan persangkaan yang menakutkan dugaan
mengapa tak kita urai apa saja penyebabnya agar yang kita takutkan lekas selesai
(mengapa tak berani, 2022)
Rincian pertama dari delapan pertanyaan puisi. Mengisyaratkan tentang pentingnya untuk mencari jawaban atas penyebab munculnya rasa takut dan atau rasa kuatir di diri. Semoga bermanfaat.
Catatan untuk yang berminat menggunakan struktur fibonacci puisi ini.
Deret fibonacci yang digunakan dalam puisi ini: Bait pertama, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 13, 8, 5, 3. Bait kedua, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 3, 5, 8, 13. Bait ketiga, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 13, 8, 5, 3. Bait keempat, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 3, 5, 8, 13.