Micro Puisi: Menjemput Penjemput yang Lupa Menjemput
Diperbarui: 11 Maret 2022 01:02
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)
Micro Puisi: Menjemput Penjemput yang Lupa Menjemput
menjemput penjemput yang lupa menjemput kalau tak dijemput keterlenaan terus berlanjut keterkejutan akan berakhirnya hidup menyusut tanggungjawab segala perilaku tak bakal luput semua pasti satu per satu bergiliran 'kan diusut
penjemput yang lupa menjemput juga dijemput tak ada alasan untuk menghindar dari rasa takut tak ada alasan untuk berontak lari tak mau ikut dan tak ada pengecualian bagi yang tidak nurut termasuk bagi yang menjemput dan yang dijemput juga termasuk bagi penjemput yang lupa menjemput
(menjemput penjemput yang lupa menjemput, 2022)
Rincian kesembilan dari limabelas perasaan puisi. Puisi yang kedengarannya kocak namun sebenarnya serius yang mengisahkan tentang suatu kepastian adanya akhir kehidupan bagi yang hidup (bernyawa). Dan kepastian itu tak mengenal lupa. Semoga bermanfaat.