Micro Puisi: Menjemput Penjemput yang Lupa Menjemput
menjemput penjemput yang lupa menjemput
kalau tak dijemput keterlenaan terus berlanjut
keterkejutan akan berakhirnya hidup menyusut
tanggungjawab segala perilaku tak bakal luput
semua pasti satu per satu bergiliran 'kan diusut
penjemput yang lupa menjemput juga dijemput
tak ada alasan untuk menghindar dari rasa takut
tak ada alasan untuk berontak lari tak mau ikut
dan tak ada pengecualian bagi yang tidak nurut
termasuk bagi yang menjemput dan yang dijemput
juga termasuk bagi penjemput yang lupa menjemput
(menjemput penjemput yang lupa menjemput, 2022)
Rincian kesembilan dari limabelas perasaan puisi. Puisi yang kedengarannya kocak namun sebenarnya serius yang mengisahkan tentang suatu kepastian adanya akhir kehidupan bagi yang hidup (bernyawa). Dan kepastian itu tak mengenal lupa.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H