Lihat ke Halaman Asli

Bambang Syairudin

Bams sedang berikhtiar untuk menayangkan SATU per SATU PUISI dari SEMBILAN rincian PUISI tentang TAK YAKIN. Semoga bermanfaat. 🙏🙏

Fibonacci Puisi: Di Bukit Angin Puisi

Diperbarui: 3 Maret 2022   01:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)

Fibonacci Puisi: Di Bukit Angin Puisi

ketika pendakian rasa ini sampai
di bukit angin puisi
angan puisi
terhenti

tertahan
di mata angin
yang di kiri tidak pasti
di belakang bimbang yang di depan ilusi

sedangkan yang ke kanan pasti menemui
perasaannya puisi
yang dimaknai
di sini

karena
jalan ke kanan
jalan dari hulu rasa
ke muara makna yang sering diragukan

(di bukit angin puisi, 2022)

Rincian pertama dari limabelas perasaan puisi yang mencoba memberikan simbolisasi tentang perjalanan untuk menghilangkan kebimbangan. Yaitu  dengan melalui jalan ke kanan dan mendaki menyibak kabut ilusi guna menemukan kebenaran yang hakiki meski pada awalnya sering diragukan.  Semoga bermanfaat.

Catatan:

Deret fibonacci yang digunakan dalam puisi ini:
Bait pertama, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 13, 8, 5, 3.
Bait kedua, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 3, 5, 8, 13.
Bait ketiga, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 13, 8, 5, 3.
Bait keempat, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 3, 5, 8, 13.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline