Lihat ke Halaman Asli

Bambang Syairudin

(Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

Puisi: Rencana Merinci Perasaan Puisi

Diperbarui: 2 Maret 2022   01:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)

Puisi | Rencana Merinci Perasaan Puisi

ijinkanlah aku sedikit merinci perasaan puisi
dari hulu rasa yang mukim di bukit kata kata
kata yang semula masih berupa suara suara
sulit dicari ke dalam rupa karena tiada hurufnya

ijinkanlah aku di sini menghadang makna puisi
di muara yang dibahasakan oleh bunyinya
yang kadang tak bisa didengar telinga
hanya terjerat dalam getir getarannya

dari hulu ke muara tadinya sunyi saja
tapi kala dilacak sumbernya, ternyata
dikaulah sumber yang sebenarnya

ijinkanlah aku merinci puisi seperti ini:

di bukit angin puisi
sulit dinyanyikan
riuhnya gemetaran
menyentuh menekan menggenggam

menurunkan terjalnya
puisi sembunyi di kabut
rindangnya cinta ada di belakang kita

perjalanan ke muara puisi
menjemput penjemput yang lupa menjemput

kukira banyak puisi yang istirah di sini
ketika terlewati jauh

selalu didahului sapamu
kalau sempat ku ukur saja
jika diulangi beda

engkaulah sumber tiada

(rencana merinci perasaan puisi, 2022)

Rencana merinci perasaan puisi yang dituangkan ke dalam limabelas judul puisi.
Semoga setelah jadi puisi dibisakan bermanfaat nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline