Lihat ke Halaman Asli

Bambang Syairudin

(lahirnya) kekasih jiwa

Fibonacci Puisi: Bingung Menoleh Kemana

Diperbarui: 22 Januari 2022   14:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)

Fibonacci Puisi: Bingung Menoleh Kemana

andai saja kebingungan ini terjadi
tentulah kita maklumi
karena mudah
berubah

berubah
isi dan wadah
yang ditoleh dan jelajah
wajar pabila timbulkan bingung dan susah

semoga dengan terus belajar berlatih
kebingungannya tersisih
meskipun letih
merintih

semoga
ikhtiar kita
dalam menolehkan jiwa
dibisakan menangkap cahya petunjuknya

(bingung menoleh kemana, 2022)

Puisi tentang kemenolehan puisi diri yang berisi saran penyelesaian kebingungan dan doa agar dibisakan menangkap cahya petunjuknya. Semoga bermanfaat.

Catatan:

Deret fibonacci yang digunakan dalam puisi ini:
Bait pertama, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 13, 8, 5, 3.
Bait kedua, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 3, 5, 8, 13.
Bait ketiga, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 13, 8, 5, 3.
Bait keempat, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 3, 5, 8, 13.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline