Lihat ke Halaman Asli

Bambang Syairudin

(Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

Fibonacci Puisi: Ketika Nikmat Tak Bisa Tobat

Diperbarui: 8 Januari 2022   05:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)

Fibonacci Puisi: Ketika Nikmat Tak Bisa Tobat

betulkah, ketika nikmat tak bisa tobat
bertobat sangatlah berat
karena nikmat
menjerat

berbeda
ketika duka
sedang melanda dirinya
perasaan bertobat muncul seketika

sebab derita tak ingin mengulanginya
kesalahannya yang sama
berbuat dosa
yang sama

yang berat
ketika nikmat
tak bisa mudah bertobat
karena nikmatnya tak bisa ingat tobat

(ketika nikmat tak bisa tobat, 2022)

Puisi sederhana tentang keengganan perasaan  bertobat ketika hidupnya sedang dipenuhi kenikmatan. Berbeda halnya ketika sedang menderita, perasaan bertobat untuk tak mengulangi kesalahan, akan sangat mudah munculnya.
Semoga bermanfaat.

Deret fibonacci yang digunakan dalam puisi ini:
Bait pertama, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 13, 8, 5, 3.
Bait kedua, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 3, 5, 8, 13.
Bait ketiga, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 13, 8, 5, 3.
Bait keempat, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 3, 5, 8, 13.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline