Lihat ke Halaman Asli

Bambang Syairudin

(Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

Macro Puisi: Gajah yang Tertinggal di Pelupuk Mata

Diperbarui: 21 Desember 2021   15:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)

Macro Puisi: Gajah yang Tertinggal di Pelupuk Mata

ini bukan peribahasa lama tentang gajah yang tak nampak di pelupuk mata
sedangkan semut kecil nampak meskipun jauh di seberang lautan tempatnya
ini juga bukan peribahasa itu yang menggabarkan adanya rabun hati manusia
tapi ini tentang gajah yang tertinggal di pelupuk mata, pelupuk mata semesta

pelupuk mata yang menangis menyaksikan semua gajah dibawa penunggangnya
sementara para penunggangnya itu juga ditunggangi oleh  nafsu angkara murka:
nafsu angkara murka yang menutupi datangnya cahaya sehingga membabi buta:
membabi buta hendak menghancurkan satu-satunya jalan terang di depannya

gajah yang tertinggal di pelupuk mata, mata batin semesta yang menyoroti jiwa:
jiwa-jiwa gajah yang tengah ditunggangi para penunggangnya yang tak mengira:
tidak mengira karena ternyata gajah pun bisa tak patuhi para penunggangnya
meskipun para penunggangnya itu menyiksa dan menghilangkan nyawanya

(gajah yang tertinggal di pelupuk mata, 2021)

Puisi tentang kisah pasukan gajah yang tidak menuruti tuannya karena akan digunakan untuk berbuat kezaliman. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline