Lihat ke Halaman Asli

Bambang Syairudin

(ada di garis) takdirnya masing-masing

Fibonacci Puisi: Arwah yang Menggantung di Angkasa

Diperbarui: 18 Desember 2021   17:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)

Fibonacci Puisi: Arwah yang Menggantung di Angkasa


tengoklah arwah yang menggantung di angkasa
barangkali butuh kita
atau doa
untuknya

mereka sudah menggantung sangatlah lama
sebelum kita mengada
dalam dunia
yang fana

arwahnya
banyak jumlahnya
bergelantungan di sana
ada yang gelap ada yang punya cahaya

ada yang sedih ada pula yang gembira
gemanya bercampur lara
di atas mega
gaungnya

gaungnya
serupa tala
gemerincing di telinga
lirih makin lama makin melengking nyata

(arwah yang menggantung di angkasa, 2021)

Fibonacci Puisi ini menggunakan pola deret fibonacci sebagai berikut:

Bait pertama, terdiri dari empat baris dengan jumlah suku kata/ketukan nada
sesuai pola deret fibonacci: 13, 8, 5, 3.

Bait kedua, terdiri dari empat baris dengan jumlah suku kata/ketukan nada
sesuai pola deret fibonacci: 13, 8, 5, 3.

Bait ketiga, terdiri dari empat baris dengan jumlah suku kata/ketukan nada
sesuai pola deret fibonacci:  3, 5, 8, 13.

Bait keempat, terdiri dari empat baris dengan jumlah suku kata/ketukan nada
sesuai pola deret fibonacci: 13, 8, 5, 3.

Bait kelima, terdiri dari empat baris dengan jumlah suku kata/ketukan nada
sesuai pola deret fibonacci: 3, 5, 8, 13.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline