Nano Puisi: Waktu yang Terbirit Takut Digertak Dentangnya
Diperbarui: 15 Desember 2021 09:28
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)
Nano Puisi: Waktu yang Terbirit Takut Digertak Dentangnya
berdialog dengan sang waktu di setiap tarikan nafasku malam malam jika mata ini susah diajak untuk berpejam berdialog dengan sang waktu di setiap munculnya nafsu nafsu dari berbagai kehendakku yang bangkit dari dalam
kuingin dengan dialog itu sang waktu mau mengajariku tentang cara detik-detik pergi berlalu sebelum tidurku kuingin dengan dialog itu sang waktu mau mengajariku tentang cara mencegah kehendak nafsu yang bangkit itu
tetapi ternyata sang waktu juga punya masa susah susah karena waktu yang ia berikan ke penggunanya tak digunakan untuk mencari hal-hal yang berfaedah sehingga ia sendiri terbirit takut digertak dentangnya
(waktu yang terbirit takut digertak dentangnya, 2021)
Dentang waktu dari sang waktu yang berbunyi keras karena waktu yang dibuang sia-sia oleh penggunanya itu seperti menjerit menakutkan sebagai tanda peringatan keras bagi penggunanya. Semoga bermanfaat.