Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)
Fibonacci Puisi: Temani Ajalku
siapakah yang akan temani ajalku catatan perbuatanku dari lelaku hidupku
lelaku masa yang lalu hingga tibanya ajalku semua itu tak terlewatkan oleh mu
semua yang ada di sisiku berlalu usai mengantar jazadku tinggallah aku di situ
di situ aku menunggu menunggu rebah dan pasrah entah istirah atau tersiksa gelisah
(temani ajalku, 2021)
Puisi yang berisi keyakinan saya bahwa kelak yang akan menemani ajal saya adalah semua catatan hasil perbuatan saya ketika hidup di dunia.
Deret fibonacci yang digunakan dalam puisi ini: Bait pertama, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 13, 8, 5, 3. Bait kedua, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 3, 5, 8, 13. Bait ketiga, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 13, 8, 5, 3. Bait keempat, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 3, 5, 8, 13.