Lihat ke Halaman Asli

Bambang Syairudin

(Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

Nano Puisi: Rasa Tercabut Nyawaku

Diperbarui: 11 Desember 2021   07:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin) 

Nano Puisi: Rasa Tercabut Nyawaku

mungkin ini hanya perasaan saja
di samping kiri mini market borma
dua ratusan meter makam cikutra
di pagi terdingin yang sangat buta

mungkin ini hanya perasaan saja
saat anak istri gemetar kuatir semua
darurat kritis lemah daya tinggal doa
doa yang dipanjatkan sambil tak rela

di dalam rasa tercabut nyawaku
yang hampir lebur
kerelaan untuk berpisah meninggalkan
masih tarik ulur
seperti rasa ingin pulas tidur
tapi tak boleh tidur

hingga alhamdulillah akhirnya
aku masih dikasih tambahan umur

(rasa tercabut nyawaku, 2021)

Puisi tentang rasa tercabut nyawa seperti rasa ingin pulas tidur
tapi tak boleh tidur. Jika dibiarkan tidur maka habislah umur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline