Nano Puisi: Masih Setia Menanti
masih setia menanti kabar dari balik sunyi
sunyi yang menyimpan letupan debu bumi
abu panas meraksasa membumbung tinggi
yang ketika dijatuhkannya kembali
masih ada yang tak ada daya kaki
buat berlari selamatkan diri
sungguh ngeri amat pilu sekali
lantas mau apa selain menanti
pertolongan untuk lambaian
tangan-tangan lunglai
bila bukan dari yang
kuasa memberi
dan memiliki
(karena musibahnya
datangi mereka tiba-tiba
mereka menyangka
kejadiannya biasa
sehingga tak cepat
menghindari
tatkala
tibanya
kita
harus memaklumi
dan
tak menyalahkan
mereka)
(masih setia menanti, 2021)
Puisi yang berisi saran agar selalu setia menanti solusi dengan sikap positip dan sabar. Tidak menyalahkan orang-orang yang terkena musibah. Apapun isi kabar beritanya, agar selalu mendoakan yang terbaik untuk mereka, atau memberi bantuan, dan menghindari saling menyalahkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H