Lihat ke Halaman Asli

Bambang Syairudin

(belajar mendengarkan puisi) yang dibacakan tanpa harus berapi-api tanpa harus memeras hati

Nano Puisi: Pikiran Mendahului Pengalaman

Diperbarui: 24 Oktober 2021   06:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)

Nano Puisi: Pikiran Mendahului Pengalaman

ini puisi bukan untuk menggurui atau menasihati
tapi ini sekadar berbagi dan tak harus dipercayai

bila sempat direnungi mungkin bermanfaat
bila tak sempat di lain saat semoga sempat

ini puisi tentang perbuatan pikiran
yang mendahului pengalaman

penyebabnya karena tak sabar diri
untuk menggali data dan informasi

utamanya data dan informasi
dari pengalaman diri sendiri

pikiran yang mendahului pengalaman
bisa jadi opini yang amat menyesatkan

pikiran yang mendahului pengalaman
haruslah setiap detik dikendalikan

pikiran yang terkendali akan mengikuti
langkah berhati-hati dari kesabaran hati

(pikiran yang mematuhi, 2021)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline