Lihat ke Halaman Asli

Bambang Syairudin

(Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

Arsip Puisi Bagian Keenam

Diperbarui: 5 November 2021   22:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)

Arsip Puisi Bagian Keenam

(Arsip Wajah Puisi Bams)

Arsip puisi bagian keenam ini merupakan kelanjutan dari arsip puisi bagian kelima. Sebagaimana yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa setiap bagian dari masing-masing arsipnya berisi seratus (100) puisi. Tepatnya berisi daftar isi yang bertuliskan judul-judul puisi. Judul-judul puisi tersebut disusun berdasarkan kronologis penayangannya. Setelah bagian keenam ini penuh, maka akan dilanjutkan ke bagian ketujuh yang juga akan diisi dengan seratus daftar puisi, demikian seterusnya untuk bagian kedelapan, kesembilan, dan seterusnya dan seterusnya.

Arsip puisi bagian keenam ini pada awalnya adalah kosong. Kemudian setiap harinya, jika ada puisi yang tayang atau jika ada puisi yang akan dijadwalkan tayang, maka perlahan-lahan daftar isinya akan terisi hingga jumlahnya mencapai 100 puisi.

DAFTAR ISI: 

  1. Micro Puisi: Merasa Benar Sendiri
  2. Micro Puisi: Ada Kalanya Tak Terpecahkan
  3. Macro Puisi: Ini Bukan Puisi Pilihan
  4. Fibonacci Puisi: Dihadang Gajian
  5. Nano Puisi:  Paket Nasehat Bijak Pengobat Duka
  6. Micro Puisi: Singkat Saja
  7. Macro Puisi: Karena Engkau  Bernyanyi
  8. Fibonacci Puisi: Kelak tanpa Ku atau Mu
  9. Micro Puisi: Setelah Ini Kemana
  10. Nano Puisi: Persisnya Ku Tak Tahu
  11. Fibonacci Puisi: Mengurai Gelisah
  12. Macro Puisi: Manusia Bumi Berpuisi
  13. Micro Puisi: Rela Tak Mengikuti
  14. Nano Puisi: Lebih Banyak Mana
  15. Fibonacci Puisi: Sudah Berusaha
  16. Macro Puisi: Pemihakan Kita
  17. Micro Puisi: Jangan Ditinggal Lari
  18. Nano Puisi: Masih Mengunyah Lainnya
  19. Macro Puisi: Ketika Berkecamuk Amuk
  20. Fibonacci Puisi: Andai Selalu Takut
  21. Micro Puisi: Semua Diberi Waktu
  22. Macro Puisi: Yang Paling Nampak
  23. Micro Puisi: Enggak Seperti Biasanya
  24. Macro Puisi: Diantara Deru Dunia
  25. Fibonacci Puisi: Antara Kemarau dan Hujan
  26. Fibonacci Puisi: Pengunduran Diri
  27. Fibonacci Puisi: Nostalgia Duka
  28. Fibonacci Puisi: Pasang di Ambang Bawah
  29. Micro Puisi: Semua Miliki Semu
  30. Nano Puisi: Puisi atau Bukan Puisi
  31. Macro Puisi: Selain Sampah Gampang Meludah
  32. Fibonacci Puisi: Mengulangi Lupa
  33. Macro Puisi: Menghampiri yang Baru
  34. Micro Puisi: Labirin di Tengah Hari
  35. Nano Puisi: Lirih Sekali
  36. Fibonacci Puisi: Setengah Tidak Apa-apa
  37. Micro Puisi: Takut Bertemu Gelap
  38. Macro Puisi: Sudah Banyak Nasihat
  39. Nano Puisi: Beda Diri dan Nama Diri
  40. Fibonacci Puisi: Omong-omong
  41. Micro Puisi: Tak Usah Dibayangkan
  42. Nano Puisi: Taruh dan Lepaskan
  43. Macro Puisi: Satu Tali Mengikat di Leher Kunci
  44. Fibonacci Puisi: Takabur di Ruang Sunyi
  45. Micro Puisi: Sejak Berganti Nama
  46. Fibonacci Puisi: Jangan Dikenang
  47. Nano Puisi: Pikiran Mendahului Pengalaman
  48. Fibonacci Puisi: Jangan Menjatuhkan Cinta
  49. Micro Puisi: Manajemen Kaki
  50. Fibonacci Puisi: Kalau Tidak Sekarang Kapan Lagi
  51. Micro Puisi: Tentang Perilaku
  52. Macro Puisi: Tentang Opini Bermakna
  53. Nano Puisi: Jika Tak Dicatat Akan Lupa
  54. Fibonacci Puisi: Mau dan Mampu
  55. Micro Puisi: Sambungan Lurus Apik
  56. Nano Puisi: Berani Bersumpah
  57. Fibonacci Puisi: Takut Bersumpah
  58. Micro Puisi: Belum Ditidurkan Waktu
  59. Macro Puisi: Kelihatannya Bervariasi
  60. Fibonacci Puisi: Kenyataannya Memang Begitu
  61. Micro Puisi: Belajar Menulis Puisi
  62. Macro Puisi: Semua Telah Disederhanakan
  63. Nano Puisi: Lagi-lagi Ini
  64. Fibonacci Puisi: Enggan Membahas Rindu
  65. Macro Puisi: Enggan Membahas Cinta
  66. Micro Puisi: Mungkin-mungkin Saja
  67. Nano Puisi: Belum Ingin Berpanjang-panjang
  68. Fibonacci Puisi: Tak Ingin Menahan Pilumu
  69. Nano Puisi: Pergi ke Sekolah
  70. Micro Puisi: Meledakkan Panggung Puisi
  71. Puisi | Rencana Judul Puisi
  72. Macro Puisi: Bungkus
  73. Micro Puisi: Dipilih-pilih
  74. Nano Puisi: Logika Berdoa
  75. Fibonacci Puisi: Menangislah
  76. Macro Puisi: Dahulukan Rasio
  77. Micro Puisi: Menghindari Curiga
  78. Macro Puisi: Sewenang-wenang
  79. Nano Puisi: Ikut Campur Konten
  80. Fibonacci Puisi: Agenda Kebajikan
  81. Macro Puisi: Sahabat Kebijakan
  82. Fibonacci Puisi: Fokus pada Tulisan
  83. Nano Puisi: Latar Perasaan
  84. Puisi | Rencana 17 Puisi
  85. Micro Puisi: Membaringkan Diri
  86. Macro Puisi: Menjual dan Membeli
  87. Macro Puisi: Tidak Mungkin Situasi
  88. Micro Puisi: Tidak Mungkin Kondisi
  89. Fibonacci Puisi: Tiba-tiba Pergi
  90. Nano Puisi: Bersama Menuju Kereta
  91. Micro Puisi: Di Sana Ada Apa
  92. Micro Puisi: Mengganti Keranda
  93. Micro Puisi: Digendong Saja
  94. Fibonacci Puisi: Sekoper Waktu
  95. Nano Puisi: Teknologi Pisau
  96. Macro Puisi: Diam-diam Diam
  97. Micro Puisi: Tiba-tiba Tiba
  98. Fibonacci Puisi: Mengutarakan Utara
  99. Nano Puisi: Gelap Sebelah
  100. Micro Puisi: Kalau Bukan Kita Ya Saya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline