Nano Puisi: Berkali-kali Merdeka
berkali-kali merdeka begitu sampai di tepinya begitu tiba di puncaknya
tepi dari tebing jurangkah ini setelah mencuram tanah yang menanjak itu
di sepanjang kelokannya ada rintihan angin setelah menerpa ranting itu
pohon-pohonnya merimbun daun seluas perkebunan yang penuh buah
buah dari rindu yang dulu pernah bersama kita tanami kenangan indah
berkali-kali merdeka sejak awal perjalanan ini menyusuri bukit berliku
di sepanjang lika-likunya bertemu dengan suara yang memanggiliku
hai merdeka, hendak engkau bawa kemanakah merdeka sebanyak itu
akan dipekerjakan dimanakah mereka semuanya kalau arahmu kesitu
berkali-kali merdeka, berkali-kali merdeka bersama merdeka lainnya
yang semakin banyak berbaris di pinggir-pinggir jalanan sunyi yang
nampaknya sunyi tapi sesungguhnya tak pernah sepi
tak pernah sepi mempertanyakan arah yang pasti
sekarang sedang kita tepikan disini
kemerdekaan yang mulai melelah ini
meski tak semestinya boleh berhenti
sebelum benar-benar hari
menjadi gelap lagi
(arah merdeka, 2021)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H